Profil Desa Kubang

Ketahui informasi secara rinci Desa Kubang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kubang

Tentang Kami

Profil Desa Kubang, Wanayasa, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi agraris, khususnya agrowisata salak sebagai tulang punggung ekonomi, serta dinamika sosial, pemerintahan, dan infrastruktur di kawasan dataran tinggi yang terus berkembang ini.

  • Sentra Agribisnis Salak

    Desa Kubang merupakan salah satu pusat utama penghasil salak berkualitas di Kecamatan Wanayasa, yang menjadi penggerak utama roda perekonomian lokal.

  • Potensi Agrowisata

    Berbekal keunggulan komoditas salak dan bentang alam dataran tinggi, desa ini memiliki prospek cerah untuk pengembangan agrowisata petik buah dan wisata edukasi pertanian.

  • Komunitas Adaptif

    Masyarakat Desa Kubang menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik dengan mulai mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Pasang Disini

Desa Kubang, yang berlokasi strategis di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, kian menunjukkan identitasnya sebagai wilayah agraris yang prospektif. Terletak di kawasan dataran tinggi yang subur, desa ini tidak hanya menjadi lumbung hasil pertanian penting bagi daerah sekitarnya, tetapi juga menyimpan potensi besar dalam pengembangan sektor agrowisata. Dengan komoditas unggulan salak, Desa Kubang bertransformasi dari sekadar desa produsen menjadi destinasi yang menawarkan pengalaman agraris otentik, didukung oleh dinamika sosial dan geliat ekonomi masyarakatnya yang terus tumbuh.

Kondisi Geografis dan Demografi Wilayah

Secara geografis, Desa Kubang terletak pada koordinat 7°16′26″S 109°45′0″E. Posisinya yang berada di Kecamatan Wanayasa menempatkannya sebagai salah satu desa di kawasan perbukitan sejuk Kabupaten Banjarnegara. Kondisi ini sangat memengaruhi karakteristik tanah dan iklim, yang ideal untuk budidaya tanaman hortikultura. Luas wilayah Desa Kubang tercatat dan menjadi rumah bagi penduduk yang tersebar di beberapa dusun.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan informasi alokasi Dana Desa tahun 2024, Desa Kubang memiliki jumlah penduduk yang menjadikannya salah satu desa dengan populasi signifikan di kecamatannya. Pada tahun 2024, desa ini tercatat menerima alokasi Dana Desa sebesar Rp 1.312.367.000, yang menunjukkan skala dan kebutuhan pembangunan di wilayah ini. Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, kepadatan penduduk di Desa Kubang tergolong sedang, dengan pola pemukiman yang terkonsentrasi di area yang lebih landai dan dekat dengan akses jalan utama.Wilayah Desa Kubang berbatasan langsung dengan desa-desa lain di dalam dan luar Kecamatan Wanayasa. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan desa lain di Wanayasa. Di sebelah timur, berbatasan dengan desa tetangga yang turut menopang ekosistem pertanian kawasan. Batas sebelah selatan dan barat juga merupakan desa-desa agraris yang secara kolektif menjadikan Kecamatan Wanayasa sebagai salah satu sentra pertanian penting di Banjarnegara. Topografinya yang berbukit-bukit tidak hanya memberikan keuntungan agronomis tetapi juga menyajikan pemandangan alam yang asri, sebuah aset berharga untuk pengembangan pariwisata.

Sejarah Singkat dan Pemerintahan Desa

Meskipun catatan detail mengenai asal-usul penamaan Desa Kubang tidak terdokumentasi secara luas, sejarahnya tidak terlepas dari pembentukan komunitas agraris di lereng pegunungan Dieng sebelah selatan. Sejak dahulu, masyarakatnya telah menggantungkan hidup pada hasil bumi, membentuk pola kehidupan sosial yang komunal dan berbasis gotong royong. Jejak sejarah ini tecermin dalam tradisi dan cara masyarakat mengelola lahan pertanian mereka secara turun-temurun.Pemerintahan Desa Kubang memegang peranan vital dalam mengarahkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dipimpin oleh seorang kepala desa beserta jajaran perangkatnya, pemerintah desa menjadi motor penggerak utama dalam pemanfaatan alokasi dana desa untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan program pemberdayaan ekonomi. Fokus utama pemerintah desa saat ini ialah mengoptimalkan potensi yang ada, terutama di sektor pertanian dan UMKM, untuk meningkatkan kesejahteraan warga secara berkelanjutan.Komunikasi antara pemerintah desa dan masyarakat terjalin melalui berbagai forum, seperti musyawarah desa dan kegiatan keagamaan. Salah satu contoh nyata dari sinergi ini terlihat dalam kegiatan Tarawih Silaturahim (Tarhim) yang dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada Maret 2025. Dalam acara yang berlangsung di Masjid Baitul Rohman, Desa Kubang, Wakil Bupati Banjarnegara saat itu menekankan pentingnya komunikasi dua arah. "Harapannya, komunikasi antara umara dengan masyarakat bisa lancar. Monggo jika ada keluhan, Pemkab membuka lebar hati dan telinga untuk masyarakat," ujarnya. Momen ini menegaskan fungsi pemerintah desa sebagai jembatan aspirasi antara warga dengan pemerintah di tingkat yang lebih tinggi, sekaligus sebagai garda terdepan dalam pembangunan mental dan spiritual warganya.

Potensi Ekonomi Berbasis Pertanian dan Agrowisata

Tulang punggung perekonomian Desa Kubang yaitu sektor pertanian. Komoditas yang menjadi primadona dan ikon desa ini merupakan salak, khususnya jenis salak pondoh yang terkenal dengan rasa manis dan teksturnya yang renyah. Hampir di setiap pekarangan dan kebun milik warga dapat dijumpai rumpun salak yang tumbuh subur. Hasil panen salak dari Desa Kubang tidak hanya memenuhi permintaan pasar lokal di Banjarnegara, tetapi juga dikirim ke berbagai kota besar di sekitarnya. Kualitas salak dari Wanayasa, termasuk dari Kubang, telah diakui dan menjadi salah satu produk agribisnis andalan kabupaten.Namun masyarakat dan pemerintah desa tidak berhenti pada penjualan buah segar. Menyadari pentingnya nilai tambah, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai tampak. Beberapa warga telah berinovasi mengolah salak menjadi produk turunan seperti keripik salak, dodol salak, manisan, hingga sirup. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan harga jual komoditas tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal, terutama bagi kaum perempuan yang banyak terlibat dalam proses produksi. Selain salak, desa ini juga menghasilkan komoditas lain seperti kayu, singkong, pisang, dan aneka sayuran dataran tinggi, meskipun skalanya tidak sebesar budidaya salak.Potensi terbesar yang kini tengah digali secara serius ialah pengembangan agrowisata. Dengan modal kebun salak yang luas dan pemandangan alam yang indah, Desa Kubang sangat berpotensi menjadi destinasi wisata petik buah. Konsep agrowisata ini memungkinkan pengunjung untuk merasakan pengalaman memanen salak langsung dari pohonnya, belajar tentang proses budidaya, hingga melihat langsung pengolahan produk turunannya. Pengembangan ini sejalan dengan tren pariwisata yang lebih otentik dan berbasis pengalaman. Jika dikelola secara profesional, agrowisata salak dapat menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan bagi desa dan masyarakatnya.

Kehidupan Sosial Budaya dan Sumber Daya Manusia

Kehidupan sosial masyarakat Desa Kubang sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, khas masyarakat agraris di pedesaan Jawa. Semangat ini terlihat dalam berbagai aktivitas, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu sesama warga yang sedang hajatan, hingga kegiatan keagamaan yang diselenggarakan secara komunal di masjid-masjid dan musala. Lembaga sosial seperti kelompok tani, karang taruna, dan tim penggerak PKK juga aktif berjalan, menjadi wadah bagi warga untuk berinteraksi dan berkolaborasi dalam memajukan desa.Di sisi sumber daya manusia, kesadaran akan pentingnya pendidikan terus meningkat. Keberadaan fasilitas pendidikan dasar di desa dan akses yang relatif mudah menuju sekolah menengah di pusat kecamatan mendorong generasi muda untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Pemerintah desa dan kabupaten juga terus memberikan perhatian pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Sebagai contoh, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara pernah menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas untuk Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) di Desa Kubang. Program semacam ini membuktikan adanya upaya untuk membangun masyarakat yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan.Meskipun demikian, seperti banyak desa lainnya di Indonesia, Desa Kubang juga menghadapi tantangan urbanisasi, di mana sebagian generasi mudanya memilih untuk mencari pekerjaan di kota besar. Oleh karena itu, penciptaan lapangan kerja berbasis potensi lokal, seperti melalui agrowisata dan UMKM, menjadi sangat krusial untuk menahan laju urbanisasi dan memastikan adanya regenerasi petani dan pengusaha di tingkat desa.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Infrastruktur merupakan faktor penentu kemajuan sebuah wilayah. Desa Kubang dilintasi oleh jalur jalan yang cukup strategis, menghubungkannya dengan pusat Kecamatan Wanayasa dan jalan provinsi yang menuju kota-kota lain. Aksesibilitas jalan yang memadai menjadi kunci kelancaran distribusi hasil bumi, terutama salak, dari desa ke pasar. Pemanfaatan Dana Desa selama beberapa tahun terakhir banyak difokuskan untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan serta pembangunan talud untuk mencegah longsor, mengingat kontur wilayahnya yang berbukit.Fasilitas publik esensial seperti lembaga pendidikan (Sekolah Dasar), tempat ibadah, dan sarana kesehatan dasar telah tersedia di desa ini. Keberadaan Masjid Baitul Rohman yang representatif menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Untuk layanan kesehatan yang lebih lengkap atau pendidikan tingkat lanjut, warga dapat dengan mudah mengaksesnya di ibu kota kecamatan yang tidak terlalu jauh.Di era digital, ketersediaan jaringan telekomunikasi dan internet juga menjadi perhatian. Meskipun mungkin belum merata di semua dusun, akses internet menjadi kebutuhan penting untuk mendukung promosi produk UMKM secara daring dan membuka wawasan masyarakat. Peningkatan infrastruktur digital di masa depan akan menjadi pengungkit penting bagi Desa Kubang untuk bersaing dan memasarkan potensi agrowisatanya ke khalayak yang lebih luas, membawa desa agraris ini ke panggung ekonomi yang lebih modern dan terhubung.